Senin, 18 April 2011

GALERI SEJARAH SMK SRI PANTAI KG. KERINCHI KUALA LUMPUR DIRESMIKAN


Oleh : Azhari Baharuddin
Mhs Pascasarjana Univ. Malaya

Untuk mengenang jasa para pendatang asal Kabupaten Kerinci, Jambi yang membuka daerah Kampung Kerinchi di pinggiran Kuala Lumpur, beberapa tokoh masyarakat keturunan Kerinchi di Malaysia berinisiatif membuat galeri yang menceritakan kedatangan orang-orang Kerinci di Malaysia. Ide awalnya datang dari  Prof Dr. Datuk Abdul Latif Bin Abu Bakar, Ketua PIBG Sekolah Menengah Negeri Sri Pantai, Kampung Kerinchi, tempat galeri ini ujar Ketua Bagian Pelayanan Departemen Museum Malaysia, Moh. Noorzairi Salleh kepada Tempo, Jum’at, 15 April 2011. Sebelum memberi penjelasan, Noorzairi menyatakan, memang sempat terjadi salah pengertian antara pihak sekolah dengan pejabat dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia, tentang konsep galeri tersebut. Konsep pihak sekolah, kata Noorzairi, galeri ini akan menceritakan tentang kedatangan orang-orang Kerinci ke Malaysia hingga membuka kampung Kerinchi di pinggiran Kuala Lumpur. “Namun pihak Kabupaten Kerinci mengira Malaysia akan membuat museum tentang sejarah Kerinci secara keseluruhan” jelasnya.
Prof. Dr. Abdul Latif Bin Abu Bakar Ketua PIBG SMK Sri Pantai
Malaysia ingin mengabadikan sejarah dan budaya Kerinci melalui Galeri Sejarah yang telah diresmikan oleh Dato Ibrahim Bin Ismail Ketua Pengarah Muzium Negara Malaysia di saksikan oleh Bapak Bupati Kerinci H. Murasman dan Arlis Harun Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kerinci di SMK Sri Pantai Kg Kerinchi Kuala Lumpur, Senin (18/4/2011). Proyek ini diupayakan akan diteruskan pada sejumlah lokasi perkampungan yang dirintis etnis asal Indonesia. Budayawan sekaligus Ketua Persatuan Bapak Ibu Guru (PIBG) SMK Sri Pantai Kg Kerinchi Kuala Lumpur  Prof Dr. Dato Abdul Latif  Bin Abu Bakar mengatakan, para pendatang di perkampungan Kerinchi, yang merupakan pusat permukiman masyarakat asal Kabupaten Kerinci, Jambi, telah memberi peranan besar dalam pembangunan Kuala Lumpur. Namun, kampung seluas 60 hektar ini semakin lenyap seiring pesatnya pembangunan gedung perkantoran dan pusat bisnis. "Karena itulah, keberadaan Galeri Sejarah merupakan upaya mengabadikan sejarah dan budaya Kerinci," kata Abdul Latif  dalam rangka peresmian Galeri sejarah Sekolah Menengah Kebangsaan Sri Pantai, Kuala Lumpur.
Peresmian disaksikan langsung oleh Bupati Kerinci, Kepala Dinas Pariwisata Prof. Dr. Abdul Latif Bin Abu Bakar dan Guru Besar SMK Sri Pantai Kg. Kerinchi Kuala Lumpur Malaysia
Pekan lalu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Arlis  Harun S.pd mengatakan, Sejumlah benda peninggalan budaya dan sejarah akan dipamerkan, seperti alat musik gong ketuk, rebana sikek, sandu (sejenis seruling), dan gendang kerinci dari kayu surian. Kepala SMK Sri Pantai Hamidah mengatakan, tidak ada kepentingan politis di balik pembangunan Galeri Sejarah Kg Kerinchi ini.
Galeri Sejarah
Warga Tanjung Tanah
Galeri Sejarah Kerinci mulai dibangun pada 2006 dan selesai dalam dua tahun.  Galeri memamerkan pakaian adat Kerinci, alat pertanian berupa parang panjang, parang pandak, pedah, atau pedang, tangkai beliung. Ada juga lukah ikan panjang (Lukah  belut), jangki, gong ketuk dari bambu, serta alat rumah tangga dari anyaman pandan. Seluruh dinding galeri dipenuhi papan informasi tentang sejarah dan budaya Kerinci, serta foto para perintis Kampung Kerinchi di Malaysia. Dalam peresmian tersebut akan ditampilkan persembahan kumpulan Dikir Barat SMK Sri Pantai Kg. Kerinchi dan persembahan kesenian khas Kerinci seperti Sike Rabana, Suling Bambu dan Tari Rangguk.
Kumpulan Dikir Barat SMK Sri Pantai
Persembahan Kesenian Khas Kerinci Sike Rebana
Tari Rangguk Kerinci
Menurut Abdul Hakam Jamaluddin keturunan kelima pengasas Kampung Kerinchi, Kuala Lumpur saya melihat pembangunannya ketika ini akan merumitkan lagi keadaan. Ini kerana ada projek perumahan rakyat dan pembinaan pusat perdagangan akan menyebabkan berlaku kesesakan lebih ketara akibat pertambahan penduduk. Malah lebih mengecewakan apabila pembangunan pusat perdagangan ini tidak menggambarkan unsur tempatan. Perkara ini terbukti apabila pusat perdagangan yang ada di Kampung Kerinchi diberikan nama baru seperti ‘The Sphere’ dan ‘Bangsar South’. Penggunaan nama ini seolah-olah cuba untuk menafikan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan seperti terkandung dalam Perlembagaan Negara.
Bupati bersama dengan Ahli Waris Abdullah Ahmad
Bupati Kerinci, Ketua PAKHS Mohd Taufik Hj. Osman bersama dgn masyarakat Kerinci di Malaysia
Keadaan ini menunjukkan dengan menggunakan perkataan Inggeris ini akan memberi nilai eksklusif pada pusat perdagangan untuk menarik minat orang datang ke situ. Padahal mereka tidak menyedari tindakan pemaju itu cuba menghilangkan nilai sejarah asal di samping menolak unsur kebudayaan bersifat tempatan. Mereka ini tidak menyedari Kampung Kerinchi pada asalnya dibuka dan diasaskan orang Melayu yang berketurunan Kerinchi dari Sumatera sejak abad ke-19. Orang bertanggungjawab membuka penempatan di Kampung Kerinchi ini ialah Haji Abdullah Ahmad, berasal dari Tanjung Tanah, Kerinci. Pada waktu itu, penempatan yang dibuka ini diberi nama sempena namanya iaitu Kampung Haji Abdullah. Selepas kematian Haji Abdullah Ahmad, nama Kampung Haji Abdullah ditukar kepada Kampung Kerinchi oleh Tok Empat atau Ketua Kampung ketika itu kerana majoriti penduduk di sini terdiri daripada orang Kerinchi. Sumbangan orang Kerinchi begitu besar di samping masyarakat Melayu lain seperti Minangkabau, Mandeiling, Jawa dan Bugis. Bahkan kepentingan orang Kerinchi dalam membangun-kan Kuala Lumpur diangkat dalam pentadbiran Kesultanan Selangor ketika itu apabila Haji Abdullah Hukum dilantik menjadi Datuk Dagang untuk mewakili orang Kerinchi di Kuala Lumpur.
Bupati bersama dengan Pewaris Abdullah Ahmad
Oleh itu, saya berharap pihak terbabit mengambil perhatian dalam mengekalkan nilai tempatan terutama membabitkan warisan dan sejarah orang Melayu di sini. Dalam hal ini saya bukan hanya menumpukan kepada Kampung Kerinchi saja, malah merangkumi nilai warisan orang Melayu di Kuala Lumpur. Pembangunan di Kuala Lumpur yang begitu rancak selepas merdeka menyebabkan orang Melayu mengalami krisis kehilangan jati diri dari segi warisan dan budaya mereka. Banyak nama perkampungan Melayu di Kuala Lumpur yang wujud ketika zaman penjajahan British sudah hilang ditelan zaman atas nama pembangunan. Apa yang perlu dipersoalkan di sini ialah kehilangan nama perkampungan Melayu ini bukanlah dilakukan penjajah tetapi dilakukan oleh kita sendiri sebagai generasi baru yang boleh dikatakan tidak begitu menitikberatkan kepentingan khazanah sejarah warisan negara.

Minggu, 17 April 2011

" Pak Murasman itu Bangun Galery di Malaysia"

SUNGAIPENUH - Warga masyarakat Kabupaten Kerinci terpurangah mendengar kabar Pemerintah Kabupaten Kerinci membangun sebuah Museum Kerinci di Malaysia. Menurut rencana akan diresmikan oleh Bupati Kerinci Murasman bulan April mendatang.
" Hebat Pak Mursaman itu, kalau memang dibangun Musium Kerinci di Malaysia. Kan warga Kerinci banyak di sana, juga memperbaiki hubungan kedua negara, cukup maju pikiran beliau." ujar Kardi, warga Kabupaten Kerinci.
Sedangkan di mata DPRD Kabupaten Kerinci, sangat menyesalkan kalau memang Murasman membangun Musium di Malaysia.‘’Bila hal itu memang terjadi Bupati Kerinci H Murasman harus bertanggung jawab baik secara moril maupun secara hukum da perbuatan itu jelas, pelanggaran serius’’ ujar anggota DPRD Kabupaten Kerinci, H. Ahmadi Ilyas.
Menurut Ahmadi Ilyas hingga saat ini DPRD kerinci, belum pernah membahas anggaran untuk pendirian musium," Jangankan di Malaysia di Kabupaten Kerinci saja belum pernah dibahas anggarannya," tegasnya.
Nada yang sama juga dikemukakan  Burhan Dpt  salah satu tokoh masyarakat Kerinci, terkejut kabar yang mengatakan H. Murasman akan meresmikan musium di Malaysia. ‘’ Kalau memang itu benar, ini tidak bisa dibiarkan. Apalagi isi dari musium itu nantinya benda-benda  bernilai sejarah yang tidak ternilai harganya  yang berasal dari Kerinci bakal dipajangkan  di dalam musium itu nantinya.’’ ujarnya.
Dari informasi tim kesenian dan para pejabat Kerinci sebagian sudah berangkat hari Rabu (13/4) kemarin,  yang diketuai oleh Kadis Pariwisata Kerinci yang semula bersama dengan Bupati Kerinci, karena ada kunjungan kerja Derjen Pekerjaan Umum dan menyampaikan LKPJ nya dihadapan anggota DPRD Kerinci Kamis (14/4) sehingga Bupati Kerinci membatalkan bertolak bersama rombongan.

Sekretaris Pariwisata Kabupaten Kerinci, Drs Amriswarta, membenarkan bahwa duta-duta kesenian kerinci telah bertolak ke Malaysia, Rabu (13/4) kemarin, namun membantah bahwa Pemerintah Kabupaten Kerinci telah mendirikan museum di sana.

" Rumor itu tidak benar, yang benar Pemkab Kerinci membangun sebuah galery yang berfungi sebagai pusat promosi pariwisata Kabupaten Kerinci, adapun benda yang akan dipajang berupa data-data dan poto-poto potensi wisata dan budaya di kabupaten kerinci, bukan benda bersejarah sebagai mana disinyalir pihak lain.’’katanya.(Infojambi.com/BS)

Sabtu, 16 April 2011

Peresmian Galeri Sejarah Sekolah Menengah Sri Pantai Kuala Lumpur Malaysia

Peresmian Galeri Sejarah SMKSP Kuala Lumpur Malaysia
Oleh : Ustadz H. Faisal Anas
ketua HKK-Malaysia

Galeri Sejarah Sekolah Menengah Sri Pantai  Kuala Lumpur yang direncanakan akan diresmikan pada hari Senin 18 April 2011. Yang diresmikan oleh Ketua Pengarah Jabatan Muzium Negara Malaysia Dato Ibrahim Bin Ismail disaksikan oleh Bupati Kerinci H. Murasman S.pd. MM. Galeri tersebut diisi dengan benda-benda  peninggalan sejarah Kerinci yang di bawa oleh kepala Dinas Pemuda, Pariwisata dan Kebudayaan Kerinci atas nama pemerintah Kabupaten Kerinci. Kami atas nama Himpunan Keluarga Kerinci Malaysia (HKK-M) tidak terlibat dalam hal ini.
Barang-barang pusaka tersebut di boyong ke malaysia tanpa mendapat restu dari masyarakat Kerinci. Banyak memang yang menyayangkan "budi baik" pejabat Pemda Kabupaten Kerinci yang dengan sukarela membawa warisan budayanya ke Malaysia. Menurut Ketua Harian Dewan Kesenian Jambi (DKJ) Naswan Iskandar SE, sko Kerinci adalah aset kebudayaan utama bagi provinsi Jambi karena tidak ada kabupaten lain di Jambi yang memiliki peradaban begitu lengkap dan runut seperti Kerinci. Karena itu, segala upaya harus dilakukan untuk menyelamatkan aset besar tersebut. "Upaya penyelematan tidak cukup hanya dilakukan oleh masyarakat setempat, pemerintah daerah juga harus memiliki political will, kemauan atau kesadaran untuk melakukan upaya-upaya revitalisasi dan proteksi," kata dia. Pemkab, kata dia, tak seharusnya lantas gelap mata karena tersanjung mendapat apresiasi Kerajaan Malaysia yang menghibahkan museum kebudayaan Kerinci di Malaysia. Hal tersebut justru semestinya dicurigai karena sangat berkemungkinan adanya niat halus Kerajaan Malaysia ingin memindahkan keberadaan sko-sko Kerinci ke negerinya.

Upaya proteksi semestinya dilakukan sedari awal, baik dengan bentuk segera mematenkan berbagai produk budaya tersebut ataupun menjadikan aset tersebut jadi materi penting dalam kependidikan, baik formal maupun nonformal. Apalagi saat sekarang pemerintah pusat melalui Kemenbudpar tengah gencar mendaftarkan produk budaya bangsa RI ke UNESCO, semestinya Kerinci memanfaatkan kesempatan ini, katanya. Beberapa sko Kerinci sangat khas dan langka, tidak ditemukan ada di tempat lain, seperti halnya naskah melayu tertua berupa kita undang-undang di Desa Tanjung Tanah yang merupakan warisan dari raja Melayu pra-Islam, yakni Adityawarman. Lalu beberapa bentuk budaya lainnya seperti aksaran Incoung, seni bersenandung Tale, tradisi tutur Kunoun dan Kba, berbagai seni pertunjukan tradisional seperti tarian, teater, dan atraksi warisan budaya megalitik seperti tari asek, tari rangguk, marcok. Begitu juga dengan warisan sastra berupa mantra, pantun, seloko, penno, tambo, dan lain sebagainya. "Kesemua itu tidak ditemukan lagi di daerah lain di provinsi Jambi, masyarakat Kerinci malah harus berbangga karena telah mampu merawat dan melastarikan keberadaannya hingga jadi warisan budaya yang luhur dan abadi hingga kini," ucap Naswan.
“INGAT MENGELUARKAN HARTA,BUDAYA, KE NEGARA LAIN “
Pada Pasal 109 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya yang berbunyi, setiap orang yang tanpa izin Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, membawa benda cagar budaya ke luar wilayah NKRI, sebagaimana yang disebut pasal 68 ayat 2 dapat dipidana dengan pidana penjara minimal 6 bulan, maksimal 10 tahun dengan denda minimal Rp 200 juta, dan maksimal Rp 1,5 miliar. Sedangkan pasal 68 ayat 2 berbunyi, setiap orang dilarang membawa benda cagar budaya sebagaimana ayat 1 kecuali dengan seizin menteri Budpar.

Jumat, 15 April 2011

Bumi Kerinci Simpan Benda Purbakala


Tribun Jambi - Jumat, 10 Desember 2010 11:01 WIB
10122010_Porbakala_kerinci.jpg
tribunjambi/edi januar
Benda purbakala berupa guci dan tembikar yang ditemukan di SMAN 2 Gunung Kerinci, Kerinci
KABUPATEN Kerinci, yang merupakan kabupaten paling barat Provinsi Jambi, tidak hanya memiliki keindahan yang tiada duanya, namun juga memiliki kebudayaan dan peradaban yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Hal tersebut terbukti, dengan banyaknya peninggalan-peninggalan bersejarah, yang tersebar di semua wilayah Kabupaten Kerinci.



Seperti benda purbakala yang baru-baru ini ditemukan di Desa Siulak Tenang, tepatnya di SMA2 Gunung Kerinci. Siswa yang tengah asyik mengikuti kerja bakti, untuk membersihkan lingkungan sekolah, tiba-tiba terkejut karena cangkul mereka mengenai sesuatu benda yang cukup keras. Setelah diangkat, ternyata benda tersebut adalah pecahan guci dan mangkok yang terbuat dari tembikar (tanah liat).

Benda-benda bersejarah tersebut awalnya ditemukan pada kedalaman satu meter. Namun karena merasa penasaran, akhirnya siswa meneruskan penggalian, dan hasilnya pada kedalaman 1,5 meter, kembali ditemukan tumpukan pecahan guci dan gerabah.

Waduh.. Belajar tentang Kerinci Harus ke Malaysia


Tribun Jambi - Kamis, 14 April 2011 16:50 WIB
DKJP.jpg
Tribun Jambi/Mario Eka Danardono
SIKAP-DKJ dengan tegas menolak pengiriman benda sejarah budaya jambi ke Malaysia. Sikap itu disampaikan Ketua Umum DKJ Aswan Zahari dalam jumpa pers di TBJ, Kamis (14/4/2011).
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Mario Eka Danardono

JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM - Bertempat di Taman Budaya Jambi, Dewan Kesenian Jambi menggelar jumpa pers menanggapi berpindahtangannya beberapa benda sejarah budaya Kabupaten Kerinci ke tangan pemerintah Malaysia, Kamis (14/4/2011). Aswan Zahari, Ketua Umum DKJ mengatakan bahwa upaya pemindahan benda-benda budaya ke luar negeri merupakan sebuah pelanggaran.

Selain itu, Aswan juga menegaskan bahwa masyarakat Jambi akan menanggung banyak kerugian seandainya benda-benda sejarah budayanya berpindah tangan ke pemerintah asing. "Jangan sampai kita harus ke Malaysia untuk mempelajari budaya masyarakat Kerinci," ujar Aswan, Kamis (14/4/2011).

Penulis : mario
Editor : fifi
Sumber : Tribun Jambi

Rabu, 13 April 2011

Ada Museum Kerinci di Malaysia




Ilustrasi


Laporan Wartawan Tribun Jambi, Edi Januar
SUNGAI PENUH, TRIBUNJAMBI.COM – Kabupaten Kerinci dan Malaysia bisa dibilang sangat akrab. Bahkan, menurut sejarahnya, sejak 1819 sudah banyak warga Kerinci yang merantau ke Tanah Seberang atau Semenanjaung Malaya, dan seterusnya mereka menunaikan ibadah haji dari sana.
Salah satu wujud persatuan warga Kerinci di Malaysia, memang ada wacana untuk mendirikan museum, yang nantinya akan dijadikan tempat berkumpulnya warga Kerinci, sekaligus menjadi wadah untuk mempromosikan kerinci.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci, Yusman, mengakui, museum tersebut dibangun oleh warga Kerinci. Saat ini museum tersebut sudah selesai dibangun. Warga Kerinci yang tinggal di sana meminta Bupati Kerinci, H Murasman meresmikan museum Kerinci tersebut. Tujuan didirikannya museum, adalah untuk mempromosikan kerinci,” jelas Yusman.
Saat ini, lanjutnya, Kepala Dinas Pariwisata Kerinci, Arlis Harun sedang berada di Malaysia, untuk melakukan koordinasi terkait peresmian tersebut.
Sementara itu, Bupati Kerinci, Murasman, sudah menyatakan kesediaannya untuk berkunjung kes ana. Meski demikian, hingga saat ini belum ada undangan secara lisan maupun tulisan dari warga kerinci yang tinggal disana.
Kalau memang betul ada acara di sana, kita akan usahakan datang. Hal ini dilakukan demi kelestarian budaya Kerinci yang ada di sana. Namun saat ini kita belum dapat undangan,” ungkap Murasman.
Hal senada juga dikatakan Ketua DPRD Kerinci, Liberty. Ia juga bersedia hadir untuk bertemu dengan warga Kerinci di Malaysia, jika ia juga diundang disana. Bahkan jika eksekutif mengajukan anggaran untuk membangun museum di sana, maka dewan siap menyetujui anggaran tersebut,” jelas Liberty.

"Duh! Museum Kerinci Dibangun di Malaysia"

JAMBI, KOMPAS.com--
Museum Kerinci yang dibangun di Kuala Lumpur dengan bantuan dana dari Pemerintah Malaysia akan diresmikan Bupati Kerinci Murasman, pekan depan. Dikhawatirkan, benda-benda bersejarah yang ada di Kabupaten Kerinci akan dibawa ke negeri jiran tersebut.
Pemerintah Kabupaten Kerinci telah mengirimkan sejumlah benda peninggalan budaya dan sejarah Kerinci untuk dipamerkan, seperti alat musik gong ketuk, rebana sikek, sandu sejenis seruling, dan gendang kerinci dari kayu surian.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Arlis, Senin (11/4), mengatakan, Museum Kerinci dibangun di dalam kompleks Sekolah Kebangsaan di Kuala Lumpur. Pemerintah Kabupaten Kerinci telah mengirimkan sejumlah benda peninggalan budaya dan sejarah Kerinci untuk dipamerkan, seperti alat musik gong ketuk, rebana sikek, sandu (sejenis seruling), dan gendang kerinci dari kayu surian.
Selain itu, juga beragam jenis alat pertanian, seperti tangkai beliung untuk menebang kayu, luka belut (alat menangkap belut di sungai) dari bambu, dan jangki dari rotan (untuk menyimpan benda bawaan). Pemerintah Kabupaten Kerinci juga menyiapkan sejumlah naskah beraksara kuno serta berbagai jenis pakaian adat.
”Barang asli tetap disimpan di Kabupaten Kerinci, sedangkan di museum tersebut nantinya hanya duplikatnya,” kata Arlis.
Menurut Arlis, dalam peresmian pembukaan Museum Kerinci pekan depan akan ditampilkan sejumlah tarian asli Kabupaten Kerinci, seperti tari Ranggut, tari Pengobatan, dan Ngaji Adat. Museum akan diresmikan Bupati Kerinci Murasman dan disaksikan sejumlah pejabat Pemerintah Malaysia, termasuk Menteri Kebudayaan Malaysia.
Arlis menambahkan, keberadaan Museum Kerinci akan mempererat hubungan antara Kabupaten Kerinci dan Malaysia. Selama ini banyak warga Kerinci yang telah menjadi warga negara Malaysia rindu menyaksikan budaya khas Kerinci. ”Ada kedekatan budaya antara Kerinci dan Malaysia,” tuturnya.
Disesalkan
Ketua Harian Dewan Kesenian Jambi Naswan Iskandar menyayangkan tindakan Pemkab Kerinci yang sangat antusias menyiapkan Museum Kerinci di Malaysia. Padahal, hingga saat ini Kerinci belum memiliki museum di daerahnya sendiri.
”Itu namanya pemkab ceroboh. Kenapa tidak membangun museum sendiri, malah membantu pembangunannya di Malaysia?” kata Naswan.
Ia menduga keberadaan Museum Kerinci di Kuala Lumpur akan diikuti dengan diboyongnya benda-benda pusaka milik Kerinci. Ia juga mengkhawatirkan bakal adanya klaim budaya Kerinci oleh Malaysia.
Padahal, Kerinci selama ini dikenal memiliki budaya tertua di Jambi, serta memiliki kekayaan peninggalan bersejarah yang cukup lengkap. Salah satu peninggalan tersebut adalah naskah Melayu tertua berupa Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah yang membuktikan bahwa peradaban setempat telah memiliki aksara dan sistem hukum sendiri setidaknya mulai abad XIV.
Selain itu, Kerinci juga memiliki bentuk budaya lainnya, seperti seni Tale (bersenandung) dan tradisi Kunoun (tutur). Ada juga pertunjukan seni budaya megalitik sastra mantra, pantun, seloko, penno, dan tambo.

Selasa, 12 April 2011

"PERMATA KERINCI "

Pantai Pasir Panjang Tanjung Tanah Permata yang Terlupakan

Azhari Baharuddin
Oleh : Azhari Baharuddin
Kabupaten Kerinci, memiliki potensi yang cukup membangakan dibidang pariwisata, baik itu wisata alam, wisata pantai, wisata budaya, dan wisata sejarah. Dari sekian banyak tempat wisata yang ada, hanya segelintir saja yang diketahui dan dikelola dengan baik, ada beberapa tempat hanya dikelola ala kadarnya. Memang begitulah kenyataannya, kita ambil contoh seperti Pantai Pasir Putih di Koto Petai, Danau Lingkat, Danau Gunung Tujuh, Air Hangat Semurup, Air terjun Putri Bungsu serta beberapa tempat lain yang mungkin tidak disebutkan diatas. Kalau dilihat kondisi daerah tersebut, tidak satupun memiliki managemen dan sistem pengelolaan yang baik, dan terkesan asal-asalan, baik itu dari sarana transportasi, sanitasi, keamanan dan lain-lain, yang sudah pasti berakibat kurang diminati oleh pecinta wisata, baik dari daerah sekitar, maupun dari daerah lainnya.
Pemandangan Pasir Panjang Dilihat dari Sakubon Tanjung Tanah

Pantai Pasir Panjang Tanjung Tanah
Keadaan tersebut diperparah dengan kurang pedulinya instansi pemerintah terhadap potensi yang ada, mereka bekerja sesuai kavling masing-masing, tidak perduli dengan bidang mereka apakah menyentuh atau tidak. Kalau dibandingkan dengan Kabupaten tetangga iaitu Pesisir Selatan. Pesisir Selatan juga memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona seperti kawasan wisata Mandeh yang oleh pemerintah pusat dimasukan dalam rencana induk pengembangan Pariwisata Nasional (Rippnas) yang mewakili kawasan barat Indonesia. Dengan banyaknya potensi wisata yang dimiliki Pessel maka Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membuka diri dengan mengundang investor untuk menanamkan modalnya didaerah ini.  Justru pariwisatalah yang menjadi ikon kota tersebut, sehingga hampir seluruh warga Sumatera Barat berwisata kesana dan menjadi sumber pendapatan asli daerah yang cukup besar bagi pemerintah daerahnya.


Ombak Kecil di Pantai Pasir Panjang